Senin, 02 Agustus 2010

Komplikasi dan Penyulit Kehamilan Trimester III

KELAINAN DALAM LAMANYA KEHAMILAN


3. IUFD (Intra Uteri Fetal Death)

- Pengertian

Kematian janin dalam kandungan disebut Intra Uterin Fetal Death (IUFD), yakni kematian yang terjadi saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau pada trimester kedua dan atau yang beratnya 500 gram. Jika terjadi pada trimester pertama disebut keguguran atau abortus.

Ada juga pendapat lain yang mengatakan kematian janin dalam kehamilan adalah kematian janin dalam kehamilan sebelum proses persalinan berlangsung pada usia kehamilan 28 minggu ke atas atau berat janin 1000 gram ke atas.

IUFD adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan baik pada kehamilan yang besar dari 20 minggu atau kurang dari 20 minggu (Rustam Muchtar, 1998)

IUFD adalah kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari rahim ibunya tanpa memandang tuanya kehamilan (Sarwono, 2005)

- Etiologi

Adapun penyebab IUFD:

1. Perdarahan: plasenta previa dan solusio plasenta.

2. Pre-eklamsi dan eklamsi

3. Penyakit-penyakit kelainan darah

4. Penyakit infeksi dan penyakit menular

5. Penyakit saluran kencing: bakteriuria, pielonefritis, glumerulonefritis dan payah ginjal.

6. Penyakit endokrin: diabetes mellitus, hipertiroid

7. Malnutrisi dan sebagainya.

- Diagnosis

1. Anamnesis: ibu tidak merasakan gerakan janin dalam beberapa hari, atau gerakan janin sangat kurang.

Ibu merasakan perutnya tidak bertambah besar, bahkan bertambah kecil, atau kehamilan tidak seperti biasanya.

Atau wanita belakangan ini merasa perutnya sering menjadi keras dan merasakan sakit seperti mau melahirkan.

2. Inspeksi: tidak kelihatan gerakan-gerakan janin, yang biasanya dapat terlihat terutama pada ibu yang kurus.

3. Palpasi

· Tinggi fundus lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan; tidak teraba gerakan-gerakan janin.

· Dengan palpasi yang teliti, dapat dirasakan adanya krepasi pada tulang kepala janin.

4. Auskultasi: baik memakai stetoskop monoral maupun dengan deptone akan terdengarr denyut jantung janin.

5. Reaksi kehamilan: reaksi kehamilan baru negative setelah beberapa minggu janin mati dalam kandungan.

6. Roentgen foto abdomen:

· Adanya akumulasi gas dalam jantung dan pembuluh darah besar janin.

· Tanda Nojosk: adanya angulasi yang tajam tulang belakang janin.

· Tanda Gerhard: adanya hiperekstensi kepala tulang leher janin.

· Tanda Spalding: overlapping tulang-tulang (sutura) janin.

· Disintegrasi tulang janin bila ibu berdiri tegak.

· Kepala janin kelihatan seperti kantong berisi benda padat.

7. Ultrasonografi: tidak terlihat denyut jantung janin dan gerakan-gerakan janin.

- Penanganan

1. Bila disangka telah terjadi kematian janin dalam rahim, tidak usah terburu-buru bertindak, sebaiknya diobservasi dulu dalam 2-3 minggu untuk mencari kepastian diagnosis.

2. biasanya selama masih menunggu ini, 70-90% akan terjadi persalinan yang spontan.

3. Bila setelah 3 minggu kematian janin dalam kandungan atau 1 minggu setelah diagnosis, partus belum mulai, maka wanita harus dirawat agar dapat dilakukan induksi partus.

4. Induksi partus dapat dimulai dengan pemberian estrogen untuk mengurangi efek progesterone atau langsung dengan pemberian oksitosin drip, dengan atau tanpa amniotomi.

- Pengaruh terhadap ibu

Kematian janin dalam kandungan 3-4 minggu, biasanya tidak membahayakan ibu. Setelah lewat 4 minggu maka kemungkinana terjadinya kelainan darah (hipo-fibrinogenemia) akan lebih besar; karena itu pemeriksaan pembekuan darah harus dilakukan setiap minggu setelah diagnosis ditegakkan. Bila terjadi hipofibrinogenemia, bahayanya adalah perdarahan postpartum. Terapinya adalah dengan pemberian darah segar atau pemberian fibrinogen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar